ALiM : 3 jam Melawan Liberal

Anti Liberal Movement (ALiM) menggelar perhelatan kajian perdananya dengan tema “3 jam Melawan liberal” di masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia, Jakarta (22/9/2013). Dalam acara tersebut, ALiM menghadirkan beberapa pembicara diantaranya,Penulis buku Indonesia Tanpa Liberal, Artawijaya, Sekjen Jurnalis Islam bersatu (JITU) Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, Pegiat INSIST Tiar Anwar, dan Ketua lembaga Baitul Maqdis Ustadz Wijaya Rahmat.
Pizaro menjelaskan bahwa kelompok liberal bukan hanya berada pada Jaringan Islam Liberal (JIL). Masih banyak gerakan liberal lainnya yang lebih luas dalam melakukan pola pendekatan penyebaran ide-idenya.
“Banyak kelompok lebih berbahaya dari JIL, seperti Salihara. Jika JIL hanya bermain ditataran pemikiran, maka Salihara bermain ditataran pemikiran, seni, budaya, dan penerbitan,” katanya.
Ia juga menyoroti perkembangan penyebaran ide-ide liberalisme yang merasuk melalui budaya Pop. Budaya yang menyentuh level generasi muda dan sangat massif, sehingga mampu merusak pemikiran anak-anak muda dengan mudah.
“Saya memandang ALiM perlu concern dalam melawan budaya pop ini, sebab belum ada yang terlalu memperhatikan,” ujar penulis buku Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam.
Adapun pertarungan ide liberalisme melalui kancah media massa, kata Pizaro, hal itu memang nyata terjadi. Sebab, upaya merangkul  media untuk menyebarkan ide liberal sudah diajukan oleh lembaga think-thank asal Amerika, Rand Coorporation.
“Salah satu rekomendasi Rand Coorporation adalah menggandeng media,” ungkapnya.
Contoh keberpihakan kelompok liberal, menurut Pizaro, dapat dilihat dalam peristiwa Sampang dan Jember. Pada, peristiwa Sampang ketika satu orang Syiah terbunuh, media massa sangat gencar dalam memberitakan. Namun, hanya sisi-sisi yang menimbulkan simpati kepada kaum Syiah. Sedangkan, kerugian dipihak kaum Sunni tidak diberitakan.
“Berbeda halnya, ketika peristiwa di Jember. Dimana satu orang sunni dikeroyok puluhan Syiah dan dibunuh, tidak ada media yang ramai memberitakan. Bahkan, isunya dibelokkan.
Sementara itu, Tiar Anwar menjelaskan bahwa bila dilihat dari pemikiran pokoknya, potensi liberalisme ada di semua aspek kehidupan bukan hanya berada di JIL.
“Liberalisme ini sebuah gerakan global yang sangat mencengkram dunia, jadi bukan hanya di JIL. JIL hanya fenomena gunung Es di Indonesia yang menandakan, oh ternyata ada loh gerakan seperti ini” tuturnya.
Fenomena global itu, menurutnya dapat dilihat dari para pencetus pemikiran liberal seperti  Auguste Comte, John Stuart Mill, John Locke, Adam Smith, Immanuel Kant, Thomas Jefferson,Thomas Hobbes, dan lain-lain. Nama-nama tersebut  sering menjadi rujukan dalam ilmu sosial.
“Meskipun mereka berbeda-beda dalam memandang liberalisme, tetapi ini adalah akar dari pemikiran liberalisme,” jelasnya.
Liberalisme itu sendiri menurut Tiar, bukan hal yang baru merasuki alam fikiran masyarakat Indonesia. Sebut saja, pemikiran Thomas Hobbes, Montesque, dan Adam Smith, selama ini sangat umum diajarkan kepada masyarakat hampir disemua disiplin ilmu sosial.
“Jadi, pemikiran liberalisme ini akarnya dan asal-usulnya memang sudah tertanam kuat sejak lama di Indonesia, siapapun yang pernah belajar ilmu sosial pasti sudah belajar liberalisme” ucapnya.
Liberalisme yang menggejala menjadi gerakan kolonialisme, menjadi alat efektif penyebaran ide-ide tersebut ke dunia Islam. Seperti ke Indonesia, Malaysia, negara-negara Afrika, dan Arab. Liberalisme tidak datang dengan sendirinya ke Indonesia, namun dibawa oleh penjajahan Portugis,Inggris, dan Belanda.
Liberalisme sempat menurun peminatnya ketika muncul Karl Marx yang mengkritik habis-habsan liberalisme sebagai sitem yang eksploitatif. Separuh masyarakat dunia sempat menggandrungi Marxisme dan komunisme, banyak negara yang menjadikan Marxisme sebagai system negara tidak terkecuali Indonesia. Namun, dia awal tahun 90-an sebuah gerakan perubahan di Uni Sovyet yang dikenal sebagai Glasnot dan perestroika menjadi penanda keruntuhan Ideologi Komunis.
“Negara-negara yang dahulu menganut sistem komunis kini sudah menjadi liberal. Bahkan, China meski tidak mengaku sebagai liberal dan masih menggunakan partai tunggal, ekonominya sangat liberal,” ungkap Tiar.
Lanjut Tiar, kini liberalisme tidak ada yang menghadangnya. Satu-satunya ideologi yang kini berhadap-hadapan dengan liberalism hanyalah Islam. Sebagaimana thesis Samuel Huntington yang menyatakan musuh bagi barat setelah komunisme adalah Islam.
“Islam satu-satunya ideologi yang tidak bisa diliberalkan oleh Barat. Selain itu, memang secara prinsip Islam selalu bertentangan dengan liberalisme,” cetusnya.
Sebelumnya, Artawijaya menjelaskan fenomena liberalism di dalam kehidupan social. Ia juga memaparkan ucapan-ucapan para pentolan kelompo yang menyebut dirinya sebagai Islam Liberal. Arta sendiri, menghimbau agar umat Islam tidak menyebut istilah Islam Liberal.
“Karena Islam bukan liberal dan liberal bukan Islam,”tandas mantan wartawan senior Majalah Sabili ini.
Dalam kajian ini, panitia juga menggandeng kajian tentang aqidah. Suatu terobosan baru yang dilakukan ALiM. Ustadz Wijaya Rahmat yang diamanahi kajian tersebut menerangkan bahwa aqidah merupakan kunci pokok melawan liberalisme. Tanpa perlu mendalam mempelajari liberalisme untuk menghadapi liberalisme itu sendiri, dengan mempelajari aqidah Islamiyah seorang muslim akan imun dari pemikiran liberal.
“Ibarat sebuah gelas yang terisi air putih tidak akan bisa dimasuki air yang hitam,” ungkapnya memberikan analogi.
Aqidah menurutnya, menjadi ukuran yang jelas terhadap pemikiran-pemikiran yang menyimpang. Sebab, seorang Muslim yang memahami aqidah akan tahu jika pemikiran yang datang bukan dari Islam.
Jadi, ilmu-ilmu pengenalan terhadap liberalisme sebatas pengenalan saja, ilmu aqidahlah yang utama dipelajari untuk menghadapi liberalisme,” ucapnya.
Pada acara yang dihadiri sekitar 150 orang peserta ini,  diisi pula dengan perkenalan kepada gerakan ‘Mahasiswa Pecinta Islam’ (MPI)  ke publik dan melaunching situssahabat-mpi.com. Sebuah situs gerakan Mahasiswa Islam yang juga memberikan ruang kepada anak muda dan mahasiswa untuk mempublikasi tulisannya. 

(kiblat.net)
0 Komentar untuk " ALiM : 3 jam Melawan Liberal"

Postingan Populer

Back To Top